Apa yang terbayang di benak Anda waktu mendengar nama anggun, ratih, sari, ajeng, dan asrawaty? Sosok gadis-gadis berparas manis dan lemah gemulai mungkin langsung terlintas. Namun, di tangan PT Monfori Flora nama-nama itu menjelma menjadi ragam kordilin pot berpenampilan menarik.
Kordilin? Nama itu bagi sebagian orang mungkin asing. Namun, bila disebut nama lainnya: hanjuang pasti banyak orang langsung mengangguk tanda kenal. Hanjuang Cordyline sp lazim dimanfaatkan sebagai penghias halaman. Penduduk di Tomohon, Sulawesi Utara, menanam tabaung nama di Celebes untuk batas pekarangan. Para pemilik perkebunan di Jawa Barat memakai andong-andong nama di Jawa berdaun merah untuk menandai teritori masing-masing. Sementara di Banten, anggota famili Agavaceae itu ditanam di pekuburan sebagai pengganti nisan.
![]() |
Ajeng(Kiri), Kartika(Kanan) Daun Varlegata |
tanamannya para raja, trees of king.
Perempuan
Terlepas dari “tuah” dan “kekuatan”-nya, penampilan kordilin memang menarik. Mulai dari yang berdaun hijau polos sampai variegata atau berwarna merah hati. Sosoknya kompak dengan daun menjuntai anggun. Pantas banyak pencinta tanaman hias jatuh hati. Kordilin kondang sebagai elemen taman. Apalagi la’i—nama di Hawaii—tahan banting. Ia relatif jarang diserang hama penyakit. Sifat yang tidak suka terkena matahari penuh membuat juwang nama Melayu cocok sebagai tanaman hias indoor.
![]() |
Asrawaty(Kiri), Lin(Kanan) |
![]() |
Mutiara(Kiri), Tience(Kanan) |
Itu jenis-jenis Cordyline fruticosa koleksi PT Monfori Flora. Nama perempuan sengaja dipilih. Selain sebagai pembeda, juga merujuk pada sosok kordilin yang cantik bak putri-putri. Jenis lain dikoleksi Ir Widyawati di Malang, dr. Purbo Djojokusumo dan Karen Syarif di Jakarta, serta Benara Flora di Karawang. Dari pekarangan kordilin pun menjelma jadi tanaman pot pembawa keberuntungan.
0 comments:
POST A COMMENT